Otoborn – Sepeda motor terutama yang memiliki roda dua memiliki resiko celaka lebih besar terutama bila berbicara mengenai tergelincir, terjatuh atau terperosok. Berbeda dengan kendaraan dengan jumlah roda yang lebih banyak dan tidak segaris, sepeda motor pada umumnya menuntut keseimbangan dalam pengoperasiannya.
Selain keseimbangan ketika memacu kendaraan, tentu saja perlu dipahami keseimbangan ketika melakukan pengereman. Perlu dipahami, pada prinsipnya fungsi rem bukan untuk menghentikan motor seketika, melainkan untuk memperlambat laju kendaraan secara bertahap hingga kecepatan menjadi 0 kmph.
Baca juga: Abaikan 5 Benda Ini Apabila Mau Pulang Disambut Isak Tangis Keluarga
Teknik Pengereman Ideal Pada Sepeda Motor
Instruktur berpengalaman dari tim Safety Riding Promotion PT. Wahana Makmur Sejati mencontohkan beberapa teknik pengereman yang safety secara umum khususnya untuk riding di jalan raya.
Tonton:
Pengaruh Fitur Tambahan Pada Rem Sepeda Motor
Berbeda tipe kendaraan maka bisa berbeda teknik yang ideal untuk penerapan pengereman yang minim resiko. Misalnya, untuk tipe matic yang memiliki handle rem untuk roda depan-belakang keduanya berada di area stang atau handlebar. Untuk sport berimbang dengan tuas kaki untuk mengontrol roda belakang.
Selain itu, fitur lain dari sepeda motor juga memiliki peran tersendiri, misalnya fungsi Anti-Lock Braking System (ABS) dan Combi Brake System (CBS) pada sepeda motor Honda atau fitur serupa di sepeda motor lainnya.
Rem Belakang vs Rem Depan
Ketika memfungsikan rem pada sepeda motor, idealnya penggunaan rem depan lebih besar persentasenya dari rem belakang. Mengapa demikian? Rem depan memiliki pengaruh lebih kuat untuk menghentikan laju sepeda motor, sedangkan rem belakang membantu menyeimbangkan agar tidak tergelincir ketika melakukan pengereman.
Mungkin inilah alasan mengapa pada kebanyakan sepeda motor dengan tipe rem disk-brake memiliki kaliper piston lebih banyak untuk depan, sedangkan kaliper belakang hanya piston tunggal.
Baca juga: Tips Posisi Berkendara Sepeda Motor Dalam Konteks Safety Riding
Combi Brake System (CBS)
Penggunaan fitur CBS pada sepeda motor Honda membantu pengendara mengkondisikan pengereman agar memenuhi kebutuhan ideal ketika harus melakukan pengereman mendadak atau spontan. Ketika menekan tuas rem depan sedikit maka roda depan akan mengerem sesuai kebutuhan, sekaligus membantu ketika sekali dua mengerem depan untuk mengendalikan sepeda motor yang bermanuver ringan. Pada kondisi spontan yang riskan kesalahan seperti pengendara panik harus rem mendadak dan lupa menyeimbangkan dengan menekan tuas rem belakang dan depan sesuai porsinya, maka tuas rem belakang yang ditekan akan mengaktifkan fitur CBS mengkondisikan rem depan dan belakang bekerja seimbang sesuai yang seharusnya diperlukan.
Baca juga:
- Galeri Modifikasi Honda All New CBR150R Lihat Langsung Lebih Sangar
- Galeri IIMS 2016 Pesona Classic Car Show
- Galeri IIMS 2016 Indonesian Builder
- DIY: Coba Atasi Sendiri Masalah Tensioner Automatic Adjuster Kurang Nonjok
Anti-Lock Braking System (ABS)
Fitur ABS atau sistem rem anti terkunci memiliki peran tidak kalah penting. Fungsinya bekerja pada saat sensor mendeteksi roda mengunci ketika tuas rem ditarik dalam dengan kecepatan tinggi. Sensor akan memberitahukan ke modulator yang akan memerintahkan piston rem mengendurkan tekanan minyak rem dari kaliper hingga kembali menekan ketika penguncian berkurang, prosesnya berulang ulang sekitar 10-50 kali per detik, hingga roda tidak pernah mengunci total sampai dengan laju kendaraan berhenti.
Perbedaannya dengan sepeda motor dengan pengereman non-ABS, resiko tergelincir ketika mengerem dalam kecepatan tinggi berkurang. Namun tentu saja harus dipahami jarak pengereman menjadi sedikit lebih jauh dari mulai mengerem hingga titik berhenti yang diharapkan dibandingkan pengereman sepeda motor non-ABS.
Pada sepeda motor berfitur ABS juga tetap harus memperhatikan prosentase penggunaan rem depan dan belakang, agar lebih aman. Kombinasi antara fitur ABS dengan CBS dapat memaksimalkan upaya meminimalisir resiko tergelincir ketika mengerem pada kecepatan tinggi, tentunya harus dengan adaptasi yang lebih banyak karena sangat berbeda dengan pengereman sepeda motor tanpa kedua fitur tersebut.
Baca juga: Bikers Tidak Sekedar Menunggang Motor, Pahami Juga Safety Untuk Keselamatan Bersama
Mengerem pada sepeda motor tipe Skutik
Sedikit tambahan, berbeda dengan sepeda motor non-matic, skutik tidak bisa melakukan downshift gear seperti pada motor bertransmisi manual. Meskipun tidak dianjurkan dengan alasan keawetan mesin, teknik engine brake melalui downshift gear pada sepeda motor transmisi manual membantu mengurangi kecepatan. Permainan kopling juga menjadi kuncinya.
Teknik engine brake juga bisa dikalukan pada sepeda motor tipe skutik namun hanya efektif jika diterapkan pada kondisi tertentu saja, misalnya pada kecepatan sedang dan rendah.
Baca juga:
- Fungsi Dan Letak LAT Atau Lifter Assy Tensioner Pada Mesin Motor
- Honda Forza 150 Sudah Dibandingkan Dengan Yamaha NMax
- Honda Forza Atau PCX Lokal Yang Akan Menjadi Fokus AHM Di Kelas Maxi Scooter
- Download cetak 2016 MotoGP Calendar terbaru
Demonstrasi Teknik Pengereman Dan Efeknya
Penggunaan rem depan dan belakang memiliki efek yang berbeda, baik ketika dilakukan sendiri sendiri maupun dikombinasikan. Penggunaan rem yang tidak tepat apabila tidak dikendalikan dengan baik maka dapat menyebabkan tergelincir.
Instruktur safety riding ditantang untuk menggunakan berbagai jenis kendaraan dengan berbagai fiturnya untuk mendemonstrasikan kepada peserta pelatihan. Dalam konsep safety riding, praktek ini untuk mengetahui efeknya apabila diterapkan di jalan raya. Sehingga teknik pengereman yang salah juga didemonstrasikan.
Semua sepeda motor yang didemokan digeber pada kecepatan sama yaitu 40 kmph, dan titik awal pengereman sesuai garis batas yang disiapkan di areal Safety Riding Track Wahana Jatake milik Main Dealer Sepeda Motor Honda untuk kawasan Jakarta – Tangerang PT. Wahana Makmur Sejati..
Penggunaan Rem Belakang Saja
Pengereman yang hanya menggunakan rem belakang saja akan mengakibatkan roda belakang sliding, apabila tidak terkendali maka motor akan tergelincir. Apabila berhasil berhenti pun jarak pengereman menjadi sangat jauh dari titik berhenti yang diharapkan atau sekitar 25 meter. Dalam konsep safety riding, yang demikian tidak dibenarkan.
Namun apabila harus dialami secara tidak sengaja, ada tipsnya agar tidak tergelincir. Ketika mengerem, posisi tubuh usahakan menyeimbangi dan mengikuti kemana motor hendak membuang. Apabila dilakukan yang sebaliknya ya wassalam….
Penggunaan Rem Depan Saja
Penggunaan rem depan saja terutama ketika sepeda motor melaju dalam kecepatan tinggi akan menyebabkan roda depan menjadi poros dan bagian belakang terdorong kedepan. Ketika posisi motor tidak dalam keseimbangan yang pas, sudah pasti akan tergelincir atau terjungkal. Apabila berhasil berhenti pun jaraknya jadi terlalu jauh meleset dari titik yang diharapkan berhenti atau sekitar 15 meter.
Tips apabila terjadi tidak sengaja, seimbangkan posisi tubuh dan kontrol tuas rem depan agar tidak terlalu lama atau terlalu kuat menekan sembari menyeimbangkan posisi tubuh dan kendaraan agar tidak terbuang. Pada aksi freestyle, aksi ini biasa disebut stoppie. Namun dalam konsep safety riding di jalan raya, tentu saja penggunaan rem depan sendirian tidak dibenarkan.
Kombinasi Rem Depan Dan Belakang
Pada penggunaan rem depan dan belakang yang seimbang sesuai prosentasenya, akan membantu kendaraan berhenti dengan baik, resiko tergelincir pun jauh berkurang. Dalam konsep safety riding, teknik kombinasi antara rem depan dan belakang ini paling tepat.
Jarak berhenti dari semenjak rem diaktifkan pun sekitar 10 meter dengan kecepatan awal 40 kmph.
Bila anda merasa keselamatan anda bukan yang utama, setidaknya lakukanlah untuk orang lain. Eh terserah aja sih, toh motor sendiri, badan sendiri… cuma ingat ya nyawa sudah pasti kuasa Allah. Keep Respect and Safety When Riding !
Silahkan kunjungi juga artikel lainnya
[display-posts category=”honda,News” posts_per_page=”15″ image_size=”thumbnail”]
.
.
.
.
.
Contact me by:
Email: ramadhi.harimurti@gmail.com
WhatsApp chat: 081-tujuh-satu-tujuh-nol-satu-84
Terima kasih sudah berkunjung membaca dan dibantu share artikel ini, semoga bermanfaat.
wuih lengkap nnih pembahasannya pak wjwjwjw
https://warungasep.net/2016/05/15/kelas-mp1-150cc-motoprix-2016-banten-dijuarai-oleh-boy-arbi-dengan-honda-sonic/
wlwlwlwlwlwlwkwlw
https://warungasep.net/2016/05/16/intip-40-motor-baru-prediksi-young-machine/
berdo’alah
Sistem combi brake jangan sekali sekali diandalkan. Bahaya banget. Kendarai motor jauh lebih hati hati kalau ada combi brakenya.
https://kupasmotor.wordpress.com/2016/11/11/combi-brake-system-penyebab-celaka-naik-matik-honda-dengan-cbs-harus-extra-hati-hati/
Iya CBS jangan dong om kalo diandelin penuh, kan hanya sedikit penjelasan Pengaruh Fitur Tambahan Pada Rem Sepeda Motor. Mau ngga mau sengaja atau tidak, pas naik motor CBS ya pasti menggunakan fungsinya. Soal negatifnya suatu fitur memang harus dipahami juga sih memang sy kurang menjelaskan.
Intinya dari tulisan ini ridernya lah yang harus siap segala kondisi dijalan, dengan atau tanpa CBS ya tetap rider yang menguasai motor bukan dikuasai motor. Jangan manja sama fitur.
Celaka terjadi biasanya pada jalan licin dan kecepatan rendah. Karena sistem combi brake akan membuat rem depan bekerja terlebih dahulu. Ini membuat motor nyungsep.
Anehnya banyak safety riding yang menganjurkan untuk pakai rem depan dulu. Padahal bahaya sekali.
banyak sekali metode safety riding yang satu sama lain bisa saling bertolak belakang namun pengendara perlu sekali tahu baik buruknya, baiknya yang punya pengalaman berbagi pengalaman ya, jadi si pengendara bisa memilah mana metode yang paling aman baginya dari pengalaman orang lain juga
Jauh lebih aman bila CBS dimatikan, sehingga saat tuas rem kiri ditekan, rem depan tidak bekerja.
Sekarang motor saya dibuat seperti itu dan sekarang mengerem di tikungan jalan licin nggak takut kalau harus pakai rem belakang. Sebelumnya ngeri.
nice om, ini bisa menjadi masukan bagi pengendara lainnya
Bagus kalau ada acara safety riding yang bebas memberi pendapat.
Pendapat jadi artikel ulasan udah bener tu om, bisa dibaca berulang2. Imho Yg gelar safety riding biarkan aja dgn metodenya masing2,ambil positifnya terapkan sambil negatif/kurangnya bagi kita ga usah
Kalau yang diajarkan di safety riding itu justru bikin celaka, kita perlu mengingatkan. Karena ada saja orang yang 100% percaya sama omongan instruktur safety riding. Tidak tahu bahwa itu bisa bikin celaka. Sehingga untuk berikutnya, yang diajarkan di safety riding jadi beneran lebih safety.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/01/20/walau-instruktur-safety-riding-melarang-kenyataannya-kebiasaan-meletakkan-jari-di-rem-itu-justru-lebih-aman/
itu dia salah satu manfaat blog ya om
iya
BTW, nggak semua motor kalau cuma pakai rem belakang akan ngesot. rasanya cuma honda saja yang begitu.
gitu ya om, ngga mengarah ke merk tertentu sih, tapi bisa dicoba juga motor non honda rem belakang dari kecepatan berbeda (rendah sedang dan tinggi) dengan ‘fokusnya’ titik awal mulai mengerem hingga titik berhenti, bukan ngesotnya saja ya om.
Pengalaman pribadi pakai bebek Honda, bodi selalu membuang ke samping kalau di rem, atau bahkan waktu tidak ngerem dan lewat jalan licin. Teman kerja yang pakai bebek Honda tipe lain juga cerita hal yang sama. Matik dan sport Honda rasanya lebih stabil. Harusnya juga diajarkan untuk tidak belok kalau lagi rem kecuali pakai teknik cadence, rem dipompa.
Kalau jarak pengereman, mengandalkan rem belakang memang lebih jauh. Tapi rem belakang bisa dipakai sebagai awal pengereman.
Beberapa lembaga safety riding juga ada yang menganjurkan bila rem belakang ngelock, diteruskan saja. Salah satunya The American Motorcycle Safety Foundation
https://kupasmotor.wordpress.com/2016/11/17/safety-riding-mengerem-mendadak-mengandalkan-rem-depan-itu-sangat-berbahaya-ngerem-tidak-bisa-pakai-angka-rasio/