Angkat Batu Ginjal dengan PCNL atau Bedah Terbuka?
O to Born ~ Mulai nulis lagi setelah ngga berdaya di kasur beberapa hari nih… kalau tulisan lalu diceritain mengenai metode meluruhkan batu ginjal dengan teknologi gelombang suara yang namanya ESWL. Nah, kali ini yang mau dijadiin cerita mengenai metode Angkat Batu Ginjal dengan PCNL atau Bedah Terbuka?
Study case nya adalah dari pengalaman bapak yang berpuluh tahun memelihara batu yang nilainya pergramnya lebih mahal dari emas 24 karat sekalipun… karena pengobatannya udah tak terhitung lagi secara materi dan waktu yang tersita. Itulah kenapa dibilang sehat itu mahal.
METODE PCNL
Dari kepanjangannya yaitu Percutaneous Nephrolithotomy bisa diartikan mengeluarkan batu dari ginjal (nephrolithotomy) melalui lapisan kulit (percutaneous).
Dan metode PCNL ini digunakan untuk mengeluarkan batu lebih besar dari 1 cm. Tidak serta merta jadi opsi utama loh ya, biasanya dipilih apabila metode yang lebih aman lainnya (eswl) tidak memungkinkan.
Prosesnya secara normal memakan waktu antara 30 menit sampai 2 jam, tergantung besar batu dan tingkat kesulitan lainnya.
Resiko tindakan PCNL termasuk risiko rendah untuk terjadinya infeksi, perdarahan yang masif yang membutuhkan transfusi darah (2%), embolisasi (1%), explorasi ginjal (0,5%) dan trauma organ sekitar ginjal seperti hati, lien, usus dan paru-paru.
Pemeriksaan Renogram, Isotop Nuklir Untuk Deteksi Gangguan Fungsi Ginjal
Kenapa PCNL ?
Pada case bapak, dipilih PCNL karena setelah bertahun tahun dilakukan ESWL masih tersisa sangat besar batunya. Bukannya tidak efektif, sangat efektif hanya saja batu yang sisanya ini terlalu keras dan besar, pertimbangan usia dan kesehatan organ lainnya maka tindakan ESWL dihentikan dulu.
Setelah persiapan dan berbagai test sesuai prosedur sukses dilakukan, akhirnya diputuskan naik meja operasi. Meskipun minim resiko, dan PCNL memiliki kecepatan pulih lebih baik dari bedah terbuka konvensional, faktor usia jadi perhatian serius tim dokter ahli yang menangani bapak.
DIY: Coba Atasi Sendiri Masalah Tensioner Automatic Adjuster Kurang Nonjok
Makanya, sekitar 3 bulan lalu ketika hendak mulai PCNL sudah sekitar 3 jam di meja operasi ternyata urung dituntaskan, karena masih ditemukan infeksi dan kadar bakteri tinggi yang memperbesar resiko apabila tindakan PCNL dilanjutkan , akhirnya dokter malah sibuk mengeluarkan cairan infeksi dari ginjal. Setelahnya justru bapak digempur antibiotik dosis tinggi hingga akhirnya minggu lalu kembali dijadwalkan naik meja operasi karena infeksi tersebut tidak berhasil juga disembuhkan.
Ambil resiko, dokter wajibkan tindakan PCNL ini segera dilakukan.
Menggunakan metode PCNL, mengandalkan nephroscope (selang teleskop khusus yang dimasukkan dari sayatan kulit sepanjang 1 cm di pinggang), batu ginjal akan di bor atau dipecah sehingga ukurannya terbagi menjadi lebih kecil. Setelahnya pecahan batu tadi dikeluarkan sedikit demi sedikit. Teleskop ini memiliki kamera micro yang bisa dipantau melalui layar monitor. Setelah operasi selesai menyisakan selang drain untuk mengeluarkan sisa bekuan darah yang biasanya dipasang selama 3 hari. (Bapak juluki selang drain ini buntut tikus disela proses pulih dari bius paska operasi… hehehe)
PCNL Tidak Berhasil ?
Sebenarnya bukan tidak berhasil, apabila tidak terkait langsung dengan faktor usia dan kesehatan bapak, PCNL memiliki angka keberhasilan tinggi. Sangat unggul karena luka sayatan tidak besar dan penyembuhan bisa lebih cepat.
Tapi, karena ukuran batu terlalu besar dan batunya sendiri ‘keras kepala’, setelah sekitar 3 jam di ruang operasi hanya sedikit yang berhasil dipecah dengan cara bor tadi. Semakin lama prosesnya bagi bapak resiko akan semakin besar. Maka, dinyatakan PCNL tidak bisa dilanjutkan. Opsi final adalah yang paling bapak hindari selama puluhan tahun menderita penyakit ginjal ini.
Penyakit Autoimmune Sistem Kekebalan Tubuh Justru Menyakiti Diri Sendiri
BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL
Memiliki resiko paling besar, mengisyaratkan tidak ada opsi yang lebih baik lagi, keluarga sepakat terima apapun resikonya. Akhirnya bapak melakoni bedah terbuka. Dengan sayatan jauh lebih besar dan tentunya penyembuhan lebih lama.
Bedah Terbuka paling dipantang oleh bapak, puluhan tahun dihindari, sempat nyaris dilakukan tahun ’90-an silam tapi gagal karena bapak berhasil kabur dari rumah sakit menjelang operasi dilakukan… dan dengan santai nonton tv di rumah hahaha…
Dan pada akhirnya Bedah Terbuka ini yang jadi opsi final untuk kebaikan ginjal bapak. Jodoh ya.
Keunggulan Bedah Terbuka
Salah satu keunggulan bedah terbuka, batu berukuran besar lebih mudah dikeluarkan. Dan batu ginjal bapak ukurannya nyaris sulit digenggam tangan, bisa dilihat di foto awal di atas, itu setelah sempat luruh oleh ESWL, PCNL dan sudah dibersihkan dari pecahan kecil.
Keunggulannya lain untuk tindakan Bedah Terbuka ini memang prosesnya bisa lebih cepat dan lebih pasti untuk mengeluarkan batunya, tapi untuk segi lain paska operasi baik penyembuhan maupun kemungkinan lain lain sulit diprediksi, terutama dengan melihat faktor usia senja.
Berapa Lama dan Kenapa Pindah Pindah Rumah Sakit?
Pertanyaan yang masuk kemarin, berapa lamanya, bapak mulai melakoni ESWL sekitar tahun 2012 silam hingga terakhir awal tahun 2017 ini.
Kenapa pindah pindah RS, karena kami mengandalkan pensiun bapak, mengikuti rujukan dokter kantor. Untuk rawat inap atau opname di RS Pelni Slipi lalu pindah ke RS Antam Medika Pulogadung.
Riwayat tindakan ESWL yang paling panjang nih, dilakukan di beberapa RS yang ditunjuk diantaranya RSCM dan Premiere Bintaro.
Kalau untuk Renogram di RSCM hanya beberapa hari, PCNL dan Bedah Terbuka dilakukan di Columbia Kayuputih juga tergolong singkat waktunya. Setelah operasi Bedah Terbuka bapak stay di ICU RS Columbia 2 hari, lalu pindah ke ICU RS Antam Medika selama 3 hari. Setelahnya baru masuk kamar rawat.
Setelah sekitar 8 hari, diluar dugaan penyembuhan bapak lebih cepat dari perkiraan mengingat usianya yang sepuh. Malah udah kaya koboy jadi galak dan genit bener. Beberapa hari paska operasi malah mau jalan jalan naik turun tangga. Sempet terjadi pendarahan di bekas jahitannya, tapi bisa pulih cepat. Wong waktu di ICU sempat disorientasi paska bius bedah dan ngamuk lepas semua selang di badannya. Walah toobaat paak…
Harus diakui, semangat bapak untuk sembuh sebenernya sangat tinggi.
Dan Alhamdulillah, selagi nulis ini sambil bedrest akibat sekeluarga dirumah terserang virus, dapat kabar per hari ini bapak sudah boleh istirahat di rumah. Satu persatu permasalahan kesehatan bapak bisa ditangani, dengan dukungan dan do’anya sekalian. Dan menjadi pelajaran berharga bagi kami. Betapa sehat sangat tak terkira nilainya. Mahaaaal banget.
Semoga ceritanya membantu dan bermanfaat.
*kunjungan dari Wahana Honda di RS Antam Medika, terima kasih utk support dan perhatiannya
~ Keep Respect n Safety!
Regards,
Ramadhi H
email (private): ramadhi.harimurti@gmail.com
email (official): otoborn@gmail.com
facebook: ramadhi.harimurti | page: @otobornblog
twitter: ramadhi harimurti | @otoborn
instagram: otoborn
youtube: otoborn
r9wlm0
4f8jjm
1yyuqu
7osmp9
bkbr2w
6gvc6e
ovc6qg
3bj4ra
l76201
w2y6qv
c3kt93
vax4dk
nud9dy
y3s8nf
txbgnw