O to Born ~ Masbray, ketika artikel ini ditulis, sy merasa menyesal karena mungkin harus mengecewakan beberapa orang akibat terputusnya komunikasi dari media komunikasi online populer saat ini, yakni WhatsApp. Beberapa jam terakhir saya kesulitan berkomunikasi, WhatsApp Facebook Diblokir Pemerintah Berdampak Gagal Menjaga Kepercayaan Klien Usaha .
Dalam momen awal diblokirnya WhatsApp, sedang aktif aktifnya komunikasi dengan beberapa orang yang ada urusan terutama usaha kecil kecilan yang sedang dilakoni. Memang kecil saja hasilnya, namun itu menjadi pemasukan penting saat ini. Awalnya hanya sulit kirim foto dan video, sekarang malah total tidak bisa kirim terima pesan teks. Alhasil ada janji yang terpaksa tidak terlaksana sesuai waktunya. Syedih… Kecewa !
Tips Menangkan Flash Sale Dari Para Pemenang Mobil
Sebenarnya ada salah kaprah di sini. Menurut saya, begitu juga menurut beberapa rekan yang mengupdate informasi mengenai WhatsApp Facebook Diblokir Pemerintah di media online atau seperti di kompasiana sehingga saya tahu barusan saja mengenai ini, WhatsApp tidak seharusnya diblokir jika memang tujuan pemerintah memblokir media sosial. Meskipun digunakan untuk bersosial, WhatsApp sama dengan telepon reguler dimana fungsinya lebih tepat sebagai media komunikasi. Bedanya, menggunakan jalur internet.
Disinggung dalam artikel yang saya baca, pemerintah menghindari terjadinya penyebaran hoax secara masif karena status dunia politik saat ini dinilai mengkhawatirkan. Memang semenjak semalam, di facebook dan WhatsApp beredar informasi informasi terkait demonstrasi ‘rusuh’ yang sedang terjadi di sekitar fasilitas primer pemerintah di tahun politik ini. Namun berdasarkan pengalaman saya pribadi, di grup grup WhatsApp yang saya ikuti memiliki kualitas member yang kritis, setidaknya ada 4-6 dari 10 orang didalam satu grup yang bisa menyikapi dengan baik informasi informasi yang dibagikan oleh siapapun member di grup tersebut. Sehingga bisa membuat situasi di grup terkendali dan tidak jadi panas.
Transportasi Alternatif ke GIIAS Di ICE BSD Bisa Naik KRL alias Kereta Listrik Bray
Masyarakat sudah cerdas, internet yang menjadi fasilitas utama menyebar hoax tidak jelas juga mendewasakan orang orang yang bersentuhan dengannya. Contoh saja, ada yang share informasi kerusuhan dan korbannya, ditanggapi sebagai informasi saja. Namun, begitu informasi yang masuk terdapat kejanggalan, beberapa membernya mengingatkan untuk stop sharing, bahkan resikonya bisa dikeluarkan dari grup. Karena bagi yang waras mengerti bahwa dalam grup yang mereka ikuti harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman, grup harus kondusif.
Kalau memang kuatir atau takut hoax, kenapa baru sekarang WhatsApp diblokir? Bukan sewaktu momen kampanye politik yang jelas jelas hoax begitu merajai jalur broadcast di semua grup? Blokir Facebook? Meskipun saya juga merasa dirugikan dengan diblokirnya akses ke aplikasi tersebut, saya rasa lebih masuk akal dan lebih tepat Facebook ini yang diblokir karena memang fungsinya sebagai Media Sosial —sesuai target blokir media sosial–, bukan diandalkan sebagai Media Komunikasi kedua setelah telepon atau sms reguler. Dan tidak semua concern soal politik, lebih banyak yang lebih peduli perut anak dan istrinya dirumah.
WhatsApp Facebook Diblokir Pemerintah … Hanya sepihak, merugikan banyak pihak, bahkan bukan hanya putus hoax yang masuk ke dalam genggaman, bisa jadi informasi fakta pun terisolir. Mengandalkan media nasional? Yakin updatenya juga sikap netralnya bisa diandalkan?
Sebegitu ‘krisis’nya sehingga WhatsApp harus diblokir? Bukannya menciptakan situasi seperti ini malah berresiko hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan menimbulkan keresahan nasional? Justru bahayanya yang tadinya tidak mutlak concern terhadap isu politik malah menjadi geram dan balik memaki…
Maaf bukan menyudutkan pihak mana pun, cuma ungkapan kekecewaan saja atas yang dialami hari ini. Semoga ada solusi tanpa harus mengorbankan masyarakat umum.
Terima kasih, hadiah di bulan Ramadan, ketika banyak masyarakat ikhtiar untuk hasil yang mungkin hanya cukup untuk membasuh dahaga dan mengisi bagian sisi lambung yang kelaparan di waktu berbuka nanti, karena belum tentu ada kepastian kelebihan untuk merayakan euforia hari raya Lebaran nanti.