O to Born ~ Masbray, mau share cerita hari kemarin, yaitu momen ketika ikutan Workshop Fotografi Bareng Wahana di gedung kantor Wahana Artha Group. Oke, karena ini ngena banget bagi otoborn, jadi sabar sabar ya bacanya. Kalem satu per satu diceritain, berusahalah tetep melek sampai 5 jam kedepan hehehe…
SUDAH WAKTUNYA STOP NGE-BLOG
Bulan Juli ini, jelang 4 tahun usia blog otoborn. Namun, kondisi belakangan ini membuat terfikirkan untuk mulai stop full time kegiatan blogging. Kenapa? Ada beberapa hal lain yang membuat fikiran mengarah kesana, coba dicurhatin ah…
Waktu Tidak Memungkinkan, Perlu Income Pasti
Sebelumnya, cukup lama aktifitas liputan ke luar kandang tidak dijabani, banyak hal yang terjadi sejak awal tahun 2019 ini, dimulai sejak terlibat kecelakaan sama driver metromini mabok yang menyebabkan si bolang Bibah rusak.
Lalu ada juga kejadian sekeluarga dan diri sendiri sakit, yang mana semua itu menguras waktu fikiran, tenaga dan tentunya juga biaya. Lalu Alhamdillah mendapat amanah di kandungan istri namun dalam usia 4 bulan terakhir ini termasuk lumayan menyita waktu dan menguras fisik dan juga biaya karena kondisi kehamilan kali ini istri lumayan kepayahan dan tidak bisa sama sekali melakukan kegiatan fisik sebagai ibu rumah tangga. Lelah sedikit aja berujung lagi lagi harus ke ugd. So, semua kegiatan rumah yang biasa sehari harinya dihandle bumil harus saya gantikan, maklum kondisi keempat ortu kami pun sedang kepayahan kesehatannya tidak mungkinlah saya tinggalkan begitu aja anak istri di rumah dengan kepayahannya. Mereka butuh saya di rumah. Mulai persiapan sekolah, masak, bebenah termasuk cuci pakaian pakai tangan kosongg dilakoni hehehe Dan karenanya berimbas pada income yang menyusut drastis.
Juli ini, melihat kondisi istri yang mulai membaik, dan saya pikir sudah mulai bisa mengambil waktu untuk beraktifitas luar rumah lebih banyak, maka beberapa undangan yang terakhir terakhir masuk dicoba untuk hadir. Namun ternyata, ada saja kendala sehingga yang semula sudah confirm hadir terpaksa batal.
Dalam rentang waktu 7 bulan terakhir tidak terlalu terfikirkan soal blog ini, hanya terhitung jari dari banyaknya undangan liputan yang masuk bisa saya ladeni, bahkan beberapa kejadian membuat saya berfikir ulang untuk mungkin memang saatnya stop memaksakan passion ini, dan fokus untuk yang income yang lebih real untuk keluarga di rumah. Jangan disambi lagi deh. Memangnya income dari blog kurang gimana? Cuma blogger open minded yang paham… menurut saya hehehe.
Domain Status
Semakin menguatkan alasan harus stop. Terutama ketika terjadi dimana ada problem teknis yang membuat perpanjangan domain semestinya tidak terbayar akibat saya menutup kartu kredit yang menjadi akses pembayaran otomatis via paypal, dan timingnya ternyata hanya dua mingguan sebelum perpanjangan otomatis. Dan belum punya alternatif termasuk biaya cadangan untuk pindah domain registrar. Wah… Mungkin ini memang saatnya ya, fikir saya waktu itu.
Tools Memadai, Tapi Rusak Terus… Inikah Pertanda?
Bukan sekali duakali, otoborn punya kamera yang seharusnya mumpuni buat kebutuhan liputan. Berawal dari kamera saku, dslr lalu mirrorless hingga beberapa kali ganti menemani liputan dari awal ngeblog 2015 silam, tapi entah kenapa selalu rusak. Ganti yang lain atau servis hingga keluar biaya jutaan, rusak lagi rusak lagi. Begitu juga handphone yang smart, beberapa kali mendapatkan spek kelas tinggi yang mestinya lebih dari cukup untuk support kegiatan bloging, tapi selalu berakhir dengan rusak, entah di kameranya, atau di layarnya, membuat seolah stuck di situ situ aja. Boro boro buat render video, lancar edit foto aja syukur.
Komputer dan laptop? Seakan kompak ngambeg… Berulangkali rusak dan diperbaiki. Rusak lagi dan akhirnya laptop disuntik mati. Kamera aksi atau action cam andalan, salah satu tools buat vlog pun rusak ketika kecelakaan lalu, barengan dengan kamera mirrorless yang baru semingguan menghabiskan biaya servis sekitar 800ribuan. Harus diakui, kejadian kejadian belakangan ini memang membuat mental lumayan nge-drop.
WORKSHOP FOTOGRAFI BARENG WAHANA
Untuk yang ini, undangan kesekian yang saya terima, dan baru yang ini akhirnya benar benar bisa hadir lagi. Mungkin ini yang terakhir, fikir saya. Dengan gadget seadanya, berangkat ke undangan Workshop Fotografi Bareng Wahana di kantor Gunung Sahari. Yup, ketemu rekan rekan blogger dan vlogger yang lama gak liputan bareng, seneng juga. Sedikit membandingkan dengan apa yang sekarang mereka miliki untuk modal liputan yang pernah saya miliki juga sebelumnya, dengan apa yang saya bawa sekarang. Setiap melihat rekan rekan lagi ngobrol seru, fikiran melayang ke waktu yang lalu ketika berada di lokasi yang sama untuk meliput bareng suatu event. Kejadian baik dan buruknya selalu menjadi kisah tersendiri.
Sekarang, berbekal sepeda motor skutik anyar boleh nyicil, cukup mampu membawa saya ke sini juga kedepan akan membantu kegiatan total ngurir selepas pensiun nge-blog. Smartphone terakhir yang saya pegang disupport oleh seorang kawan yang paham kondisi saya, dengan kemampuan foto dan video standar jaman sekarang. Mirrorless berlensa 50mm dengan banyak kerusakan yang sudah punya pembelinya tinggal tunggu cod aja. So… Saya berusaha setidaknya hari ini bisa melakukan dengan maksimal menggunakan apa yang ada. Hingga akhirnya Workshop pun dimulai.
Apa Yang Kita Bisa Dengan Smartphone Seadanya?
Nara sumber merupakan seorang influencer, yang lebih banyak dalam aktifitas fotografi dan videografi. Beliau dikenal dengan sebutan Mas Ulie. Dalam presentasinya disebutkan beberapa proyek yang pernah digarapnya. Dipertontonkan juga hasil karya foto dan videonya yang membuat banyak perusahaan dan artis tertarik memakai jasa fotografi dan videografinya. Semuanya terasa wajar aja, sebelum beliau mengungkapkan bahwa semua itu dikerjakan hanya dengan mengandalkan smartphone. What!?
Selanjutnya mas Ulie menjelaskan materi workshop lengkap dengan tips trik dan macam macam aplikasi yang biasa diandalkannya membuat seolah sebuah payung hitam terbang entah kemana. Bukan rahasia lagi bahwa smartphone punya segudang fitur canggih, dan aplikasinya pun banyak mendukung fotografi dan videografi. Terlalu banyak memang aplikasi yang fungsinya mirip mirip dan seolah fiturnya lebih kepada kepuasan pribadi. Egois.
Namun ternyata, pointnya yaitu bagaimana aplikasi aplikasi egois tersebut, bisa menghasilkan sesuatu yang professional dengan modal smartphone yang seadanya. Ini yang selama ini kurang saya dalami.
Maklum, sejak di sekolah dahulu saya belajar editing dari komputer, baik foto maupun video, selama menggunakan smartphone belum pernah menemukan yang bisa beneran memberikan hasil atau keleluasaan editing seperti menggunakan komputer. Banyak aplikasi smartphone yang sudah pernah saya coba, namun rasanya mindset berkata masih lebih baik komputer. Nah, disitulah mind blocking. Saya merasa kalo bukan pakai smartphone high specs dan didukung kamera serta minimal laptop tidak bisa perform untuk liputan.
Mas Ulie mengajak peserta workshop melek pada tren saat ini, dimana smartphone seharusnya sudah mempermudah kegiatan fotografi dan videografi, seperti yang dialaminya.
“Secanggih canggihnya tools dan sebagus bagus hasil editing, mayoritas penikmatnya melihatnya dari layar smartphone yang mereka miliki bukan? Dan fitur smartphone yang sangat mobile, praktis, juga online banget sudah cukup kuat menjadikannya alasan untuk menjadi bagian paling penting di keseharian kita, baik sebagai fotografer maupun videografer, terutama sebagai influencer.”
Nah, ini masuk akal. Namun tanpa bukti praktik, masih belum cukup. Selanjutnya mas Ulie mengajak praktik menggunakan aplikasi yang bisa diunduh dari Playstore atau Appstore. Wah, aplikasinya beberapa sudah ada di smartphone saya, dan pernah juga saya mengunduhnya di iPhone yang sempat beberapa kali saya miliki dan selalu rusak hehehe. Yah… Basi deh aplikasinya… Fikir saya. Baiklah, coba ikuti kelanjutan demo praktik. Dalam sample hasil yang beliau tunjukkan, memang keren keren banget karyanya. Untuk videonya juga, terlihat sangat profesional.
Yang terfikir lagi, berapa lama waktu yang harus dihabiskan di depan smartphone untuk membuat karya karya tersebut? Kalo harus berjam jam hingga berhari hari yaah sama aja dong…
Tiba tiba semua yang hadir menyimak di lt5 ruang meeting Wahana Artha seperti melihat sihir. Mas Ulie mendemokan membuat sebuah karya Foto dengan menggunakan smartphone yang proses pengambilannya cukup 1-2 menit, dan kurang dari 5 menit hasilnya sudah bisa disaksikan bersama. Permasalahannya, pengambilannya terlihat biasa aja, tidak spesial. Namun hasilnya… “What the… !?!?”
Ini Beneran ?
Disini saya takjub, hanya menggunakan kamera seadanya, di ruang yang minim cahaya, menggunakan satu aplikasi yang ada di smartphone saya juga, snapseed. Loh, bukan sekali dua saya pakai aplikasi yang sama, kok tidak terfikir atau pernah membuat hasil foto seperti itu. Selanjutnya beliau demokan menggunakan aplikasi lainnya yang sama menakjubkan juga hasilnya, sementara fikiran saya kacau dan coba mengulang ulang lagi sendiri teknik yang digunakan dengan satu aplikasi yang sudah ready di smartphone, hasilnya tidak pernah saya duga. Kok keren ya… Wah…
Parah bener, berarti memang pengaruh mind blocking itu sampai membuat kreatifitas kita tertahan. Belum sampai mencoba sudah berfikir tidak akan bisa.
Diluar dugaan dengan eksplorasi lebih jauh dan mengabaikan hal hal tidak menyenangkan seperti ads, penempatan menu yang tidak asik, minimnya fitur kamera, membuat semua batasan berubah menjadi jalan bebas hambatan menuju sebuah karya keren.
“Pokoknya abaikan aja kekurangan yang ada, maksimalkan apa yang ada,“ tips mas Ulie ini seolah jadi pemicu semangat bagi saya, rasanya berlaku untuk kondisi apapun juga.
Aplikasi edit foto sederhana seperti Snapseed, atau Quik untuk edit video, jika dikolaborasikan dengan aplikasi lainnya bisa lebih dari cukup mendukung kegiatan fotografi dan videografi. Dengan sedikit fokus dan memaksimalkan fitur yang ada, hasilnya akan istimewa.
Intinya, terus mencoba eksplorasi dan berlatih, akan ketemu sendiri mana yang termudah bagi kita sendiri.
Usai workshop, saya sangat berterima kasih sama mas Ulie untuk tips dan trik yang membuka mind blocking selama ini, begitu juga kepada Adinda dan Wahana Artha Group yang memungkinkan workshop ini ada dan saya bisa turut hadir di dalamnya. Seolah pulang membawa bekal semangat baru. Ditambah tidak diduga duga ternyata mas Endrik ElangJalanan.net memberikan angin segar terhadap problem domain yang sedang saya alami. Tahun lalu, saya pernah menyampaikan keinginan transfer domain out dari wordpress seperti hari ini dan mas Endrik tidak menyanggupi karena mepet waktu sudah tinggal 1 bulan jadwal perpanjang otomatis kala itu. Alhamdulillah, cuma iseng ngobrol singkat, ternyata sekarang ini mas Endrik ElangJalanan.net sudah bisa membantu proses transfer domain di waktu yang mepet ini. ALHAMDULILLAH. Kebetulan kan baru banget dapat rezeki lagi, langsung saya pergunakan untuk biaya transfer domain yang dibutuhkan dan untuk bayar tunggakan hosting sekalian hehehe. Sisanya, jadi bensin dan susu bumil.
THANK YOU WAHANA! BATAL PENSIUN NGE-BLOG !
Alhamdulillah, dapat jalan untuk melangkah ke depan. Pulang Workshop Fotografi Bareng Wahana Pensiun Nge-Blog pun dibatalkan.
Selanjutnya kita lihat bagaimana saya bisa mengakali keadaan, dengan tools seadanya. Tetap melakukan aktifitas nge-blog dan lainnya untuk saling support income sehari hari. Yang penting usaha dulu.
Nah, berikut ini beberapa hasil sedikit usaha dengan menggunakan smartphone dan aplikasi snapseed. Bukan karya yang wah, tapi seneng aja bisa satu langkah lebih baik dari sebelumnya.