O to Born ~ Masbray, sebelumnya sempet cerita impresi riding pertama kali naik motor anyar dari PT. Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang diboyong ke Ancol beberapa pekan lalu. Motor ini punya harga yang kurang ajar untuk sebuah kuda besi yang menggunakan mesin sama dengan GSXR dan GSXS, cukup terjangkau dibandingkan kompetitor punya. Suzuki GSX150 Bandit hadir menawarkan konsep berkendara yang sekarang bisa dibilang sama dengan kompetitor punya, yakni cocok buat riding berboncengan segala usia, ngga cuma buat anak muda aja. Jok tandem alias menyatu antara rider dan boncenger, ini yang menjadi pertimbangan mayoritas konsumen pengguna sepeda motor harian yang lebih mengutamakan nyaman buat nganter nganter kesana kemari, misal buat ngebonceng emak ke pasar, ke tempat arisan atau kondangan, atau buat blusukan sama yayank dari desa ke desa wuih cocok. Dibawa mudik juga lebih cocok. Nah, kalo sebelumnya curhat soal riding sendirian, kali ini Review Suzuki GSX150 Bandit Impresi Tandem alias Boncengan Apa Enaknya ?

Sebagai biker mungil yang unyu dengan postur kurus, TB/BB sekitar 160cm/43kg, riding sendirian emang ngga menyulitkan. Tapi bisa beda cerita kalo ridingnya berboncengan. Bukan kebetulan pada kesempatan sesi First Riding di Ancol beberapa waktu lalu otoborn tandeman sama blogger ilustrator juragan blog isalblogger yang punya karya goresan sketsa motor yang keren keren, mas Faisal. Orangnya punya tinggi badan sekitar 168cm dan bobot sekitar 48kg, yang jelas lebih dari otoborn pastinya. Berikutnya silahkan disimak gimana impresi berboncengan, baik sebagai rider maupun sebagai boncenger. Yuk masbray !

Nge-Boncengin Cowok Naik Suzuki GSX150 Bandit

Setelah dirasa posisi cukup dirasa aman, mas Isal mulai mengisi jok belakang yang semula kosong tanpa cinta disana. Si Bandit ngga ambles ditunggangi dua orang kurus ini. Lanjut start engine, dan… Go!! Ngga ada gejala oleng dan rasanya nyaris seperti ngga berboncengan. Baru berasa ngeboncengin begitu boncenger mulai genit merapat ke depan, maklum diajak manuver ringan layaknya riding sendirian sih hehehe. Suspensi belakang monoshock yang mendapat beban lebih banyak rupanya cukup stabil.

Berbelok di sudut kemiringan sekitar 15 derajat atau ketika melakukan stop n go menerjang aspal berpasir, paving block dan beberapakali trabas speedtrap di sisi rider asik asik aja. Ngga berani lebih ekstrim, soalnya selain pada dasarnya emang cemen ridernya, juga si boncenger sebelah tangan pegang kamera … jadi ya santai aja. yang terkesan emang dengan kinerja sektor kaki belakang yang berimbang dengan setiap gerakan kemudi di depan, respon ngga bikin oleng dan tetap lincah meskipun berboncengan. Faktor ban dengan ukuran dan kompon yang pas juga menyumbangkan rasa pede nih.

 

Gimana dengan kondisi lengan selama membonceng? Rasanya ngga mendapat beban dan ngga berasa pegel. Emang singkat sih waktunya, tapi dengan desain stang yang tinggi dan dalam jangkauan yang pas semestinya ngga bikin cepat pegel.

Impresi Jadi Boncenger Suzuki GSX150 Bandit Rasanya …

Gantian nih, kalo tadi di depan, sekarang alih profesi jadi Boncenger. Setelah coba melangkahi seat belakang dan ngga nyampe karena kaki pendek dan jeans ngepress selangkangan, akhirnya mengandalkan pillion step atau footrest belakang. Rupanya ngga terlalu tinggi, mudah naiknya. Duduk diatas jok yang terasa pertama kali busanya lumayan empuk bray, buat pemilik *maaf bokong tak berdaging ini. Posisi kaki juga ngga terlalu nekuk, cenderung santai. Posisi footrest yang agak turun ke bawah emang bikin kaki nyaman dan menapak sempurna.

 

Si Bandit mulai digas, beuh berasa masbrayy,,, badan rada menghempas ke belakang. Reaksi sedikit panik spontan mencari behel belakang dan menggenggamnya dengan sebelah tangan. Rupanya hadirnya behel tersebut pas banget, selama dibonceng tangan cukup aman mencengkeram behel tersebut, ngga licin. Ukurannya pun pas lah.

Ketika GSX150 Bandit harus melibas jalan aspal yang bergelombang dan geredegan paving block, juga sempet agak kelempar ketika speedtrap main hajar aajah, disini suspensi belakang monoshock yang didukung prolink dengan 3 stepayunan bekerja sangat baik. Sebagai boncenger nyaris ngga ada yang bisa dikomplain. Jok yang punya busa cukup tebal ini juga membantu meredam.

Untuk impresi diboncengin singkat terasa nyaman. Bukan tanpa khawatir, emang tergantung gaya ridernya juga. Dan aseli deh mas Isal ridingnya penuh kejutan, bikin tangan setia menggenggam behel belakang hehehe…. josss!!!

Baru ngerasain sebentar aja, potensi motor ini menjadi pilihan favorit mulai nampak. Desain bodi yang punya ide agresif namun tetap kalem nan sporty, plus kenyamanan berboncengan menjadi nilai yang bisa diunggulkan. Apalagi motor ini punya performa mesin terliar di kelasnya, menyentuh semua segmen konsumen. Konsumen harian yang suka dengan riding santai atau konsumen yang doyang ngacir menguji nyali mesin hingga batas tertinggi, masih masuk. Ngga buat cowok atau buat cewek. Cocok. Gimmick yang tersisa yakni hadirnya fitur LED dan Full Digital Panelmeter alias speedometer digital menemani potensi efisiensi bbm yang disumbangkan oleh teknologi fuel injection. Semuanya menjadi terasa amat spesial jika memadukannya dengan harga OTR DKI Jakarta yang cuma Rp. 26 Juta Pas! Murah yaks !

 

 

Percaya ngga percaya, ini yang dirasakan oleh otoborn ya. Kamu boleh punya pengalaman berbeda, buktikan sendiri dengan riding atau berboncengan di atas Suzuki GSX150 Bandit !

———–

Terima kasih sudah berkunjung membaca dan dibantu share artikel ini, semoga informasinya bermanfaat

Jangan lupa mampir juga ke channel YouTube OTOBORN yaa… intip juga instagram fanspage twitter

~ Keep Respect n Safety!

 

 

Regards,

 

otoborn.com

email (official): otoborn@gmail.com

fanspage: @otobornblog

twitter: @otoborn

instagram: otoborn

video channel: otoborn

Advertisements

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.